Dalam mengelola suatu lingkungan yang lebih luas cakupannya,
dalam lingkungan global misalnya, tantangan yang dihadapi akan menjadi
lebih besar. Hal ini terjadi salah satunya karena adanya perbedaan-perbedaan, baik
dalam hal budaya, politik maupun ekonomi. Beruntunglah Bangsa Indonesia
memiliki bahasa persatuan yang lebih dikenal dengan Bahasa Indonesia sehingga
perbedaan-perbedaan yang ada tidak menjadi penghalang kemajuan tetapi justru
menjadi pemicu semangat untuk bersatu dan mempersatukan diri demi cita-cita dan
tujuan bersama dalam hal ini sebagaimana yang tercantum dalam dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), yaitu terwujudnya keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia. Hal tersebut terlihat bahwa tidak ada pihak-pihak
atau suku-suku di Indonesia yang memprotes dijadikannya bahasa Melayu yang
lebih dikenal kemudian dengan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.
Kelebihan lain dari Bahasa Indonesia ialah sifatnya yang egalitarian, mudah
(simple) dan dapat diterima.
Selain adanya perbedaan-perbedaan tersebut, tantangan lain
dalam mengelola lingkungan global yaitu munculnya para pesaing baru secara
tiba-tiba, adanya peningkatan ketidakpastian, ketakutan dan kegelisahan
yang dialami masyarakat, penyesuaian terhadap perubahan lingkungan global serta
yang paling penting yaitu menghindari “parokialisme”. Parokialisme merupakan
sudut pandang (perspektif) yang memiliki pandangan sempit terhadap dunia atau
dengan kata lain tidak melihat sudut pandang orang lain tetapi melihat dunia
dari sudut pandang dirinya saja serta tidak mengakui bahwa orang lain hidup dan
bekerja dengan cara yang berbeda. Secara umum, terdapat tiga sudut pandang
dalam melihat dunia yaitu sikap etnosentris, polisentris dan geosentris. Sikap
etnosentris ialah suatu keyakinan parokialistis yang memandang bahwa pendekatan
dan praktek kerja yang paling baik adalah yang berasal dari negara asalnya.
Sikap polisentris merupakan pandangan bahwa para manajer di negeri tuan rumah
(host country) lebih mengetahui pendekatan dan praktik terbaik untuk
menjalankan bisnis sehingga orang-orang lokal lah yang ditempatkan sebagai
manajer karena mereka dinilai lebih tahu situasi dan kondisi di daerahnya.
Terakhir, sikap geosentris yaitu suatu pandangan berorientasi dunia yang
memusatkan perhatian pada penggunaan dan pendekatan orang yang terbaik dari
seluruh dunia sehingga siapa pun bisa bekerja dan menjadi manajer asalkan
memiliki keahlian atau skill yang lebih baik.
Dampak dari adanya pengelolaan pada suatu lingkungan global
atau lebih dikenal dengan globalisasi ialah timbulnya kerja sama atau
perjanjian perdagangan yang mempengaruhi persaingan (kompetisi) global, baik
untuk skala regional maupun secara global. Beberapa contoh perjanjian
perdagangan regional, yaitu: The European Union (EU), merupakan pasar tunggal
yang menghapuskan hambatan dalam hal bepergian, pekerjaan, investasi dan
perdagangan sebagai upaya untuk menghadapi kekuatan ekonomi dari AS dan
Jepang; North American Free Trade Agreement (NAFTA), menghubungkan perekonomian
AS, Meksiko dan Kanada dengan menghapuskan hambatan atas perdagangan bebas;
blok perdagangan bebas di Amerika Latin seperti Free Trade Area of Americas
(FTAA) dan Southern Cone Common Market (Mercosur); Association of Southeast
Asian Nations (ASEAN); dan African Union. Sedangkan perjanjian perdagangan
global misalnya The World Trade Organization (WTO) yang berfungsi sebagai
organisasi global yang mengatur perdagangan antar negara, mengawasi dan
mempromosikan perdagangan dunia dan saat ini memiliki 145 negara anggota.
Organisasi global terdiri dari tiga jenis, yaitu:
Multinational Corporation (MNC), Transnational Corporation (TNC) dan Borderless
Organization. Pertama, Multinational Corporation (MNC) merupakan
perusahaan dengan pendekatan etnosentris karena menjalankan operasional di
banyak negara tetapi pembuatan keputusan utama dilakukan di perusahaan di
negara asal. Contoh: Sony, ExxonMobil, Deutsche Bank. Kedua, Transnational
Corporation (TNC) merupakan organisasi dengan pendekatan polisentris karena
menjalankan operasional di banyak negara dengan cara mendesentralisasikan
pengelolaan perusahaan (terutama strategi pemasaran) pada manajemen lokal.
Contoh: McD. Ketiga, Borderless Organization atau organasasi tanpa batas
negara merupakan perusahaan dengan pendekatan geosentris karena menjalankan
operasional di banyak negara dengan cara menghilangkan hambatan geografis yang
bersifat artifisial melalui penghapusan pembagian divisi berdasarkan negara
(penghapusan divisi struktural).
Terdapat tiga tahap proses globalisasi atau tahapan-tahapan
perusahaan menjadi global yaitu sebagai berikut:
Tahapan I – Passive Response:
– Melakukan ekspor (menjual produk yang
dibuat di dalam negeri ke luar negeri) atau impor (menjual produk yang dibuat
di luar negeri di pasar dalam negeri)
– Merupakan langkah yang membutuhkan
investasi paling minim dan dengan risiko yang paling minim pula. Umumnya
perusahaan memulai bisnis global dengan cara ini.
Tahapan II – Initial Overt Entry (Langkah awal memasuki
pasar luar negeri dengan cara yang lebih jelas/terbuka)
– Upaya yang dapat dilakukan:
¤ Menjual produk di pasar asing dengan cara mengirimkan
karyawan perusahaan ke luar negeri untuk melakukan perjalanan bisnis secara
rutin atau melalui perantaraan agen/perwakilan di negara asing.
¤ Membuat kontrak dengan perusahaan lain di luar
negeri untuk membuat produk perusahaan. Contoh: Nike.
– Perusahaan tidak memiliki karyawan di
luar negeri.
Tahapan III – Established International Operations
(Operasional secara internasional):
– Merupakan upaya paling intensif dalam
mengejar pasar global.
– Upaya-upaya yang mungkin dilakukan:
¤ Menjual lisensi/hak waralaba, yakni
menjual hak kepada perusahaan lain untuk menggunakan nama merek, teknologi,
atau spesifikasi produk/jasa perusahaan. Lisensi, untuk perusahaan manufaktur
sedangkan waralaba untuk perusahaan jasa.
¤ Aliansi Strategis, merupakan kemitraan antara
perusahaan dengan perusahaan asing, dimana kedua perusahaan saling berbagi
sumber daya dan pengetahuan serta risiko dan imbal hasil.
¤ Perusahaan Patungan (Joint Venture), antara
perusahaan dengan perusahaan asing sepakat untuk membentuk perusahaan baru yang
terpisah dan independent dari kedua perusahaan.
¤ Anak Perusahaan di Luar Negeri (foreign subsidiary),
membutuhkan investasi langsung di negara lain untuk pendirian kantor atau
fasilitas produksi baru yang terpisah & independen. Upaya ini merupakan
upaya yang membutuhkan paling banyak sumber daya dan memiliki risiko terbesar.
Peralihan dari satu tahapan ke tahapan selanjutnya
membutuhkan investasi yang makin besar dan dengan risiko yang kian besar pula.
Hal paling penting yang harus dilakukan oleh setiap
individu, organisasi maupun negara dalam mengelola lingkungan global
(globalisasi) ialah melakukan reposisi dalam menghadapi tantangan-tantangan
sekaligus harus mampu memanfaatkan setiap kesempatan yang diakibatkan dengan
kata lain harus mampu melihat peluang dalam setiap tantangan bukan sebaliknya,
melihat tantangan dalam setiap peluang.
Laode Nurdiansyah – Department of Geophysics and
Meteorology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Bogor
Agricultural University
Bagaimana Stakeholder bekerja dalam sebuah organisasi? Apa
pengaruhnya bagi keputusan manajerial dan budaya organisasi?
Laode Nurdiansyah – Department of Geophysics and
Meteorology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Bogor
Agricultural University
Kelas pengantar manajemen tentunya memiliki budaya. Apakah
budaya itu berpotensi menghambat dosen? lihatlah tujuh dimensi organisasi.
Pilihlah unsur kebudayaan itu, dan jelaskan!
Kelas pengantar manjemen tentunya memiliki budaya karena
terdiri dari individu-individu. Namun ada unsur dari dimensi organisasi yang
ada pada kelas manajemen menurut kami yang menghambat dosen yaitu
orientasi hasil. Kelas pengantar manajemen terdiri dari mahasiswa-mahasiswa
minor dari berbagai departemen dan mayor yang tentunya mengharapkan nilai akhir
yang bagus. Dengan hanya memperhatikan orientasi hasil, secara tidak langsung
kurang menitikberatkan pada proses. Sehingga dosen pun kesulitan untuk
mengetahui apakah mahasiswa pengantar manajemen dapat menyerap ilmu dengan baik
atau tidak.
Laode Nurdiansyah – Department of Geophysics and
Meteorology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Bogor
Agricultural University
Dalam kehidupan sehari-hari, sering kali kita mendengar
istilah manajemen atau manajer. Untuk lebih memahami istilah tersebut, ada
baiknya jika kita mendefinisikan dahulu istilah-istilah tersebut. Kata
Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno yaitu ménagement, yang
memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Menurut Ricky W. Griffin,
manajemen adalah sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian,
dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan
efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan.
Sedangkan efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar,
terorganisir, dan sesuai dengan jadwal. Sehingga dengan kata lain, efektif
menyangkut tujuan dan efisien menyangkut cara dan lamanya suatu proses mencapai
tujuan tersebut. Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa manajer
adalah orang yang bekerja sama dan memanfaatkan orang lain dengan cara
mengoordinasikan dan mengintegrasikan aktivitas kerja untuk mencapai tujuan.
Ada empat hal dasar yang dilakukan oleh seorang manajer,
yaitu: Perencanaan (Planning), Pengorganisasian (Organizing), Pengarahan
(Actuating/Directing), dan Pengawasan (Controlling). Perencanaan merupakan
proses yang menyangkut upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi kecenderungan
di masa yang akan datang dan penentuan strategi dan taktik yang tepat
untuk mewujudkan target dan tujuan organisasi. Pengorganisasian merupakan
proses yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan
dalam perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan
tangguh, sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan dapat memastikan
bahwa semua pihak dalam organisasi dapat bekerja secara efektif dan efisien guna
pencapaian tujuan organisasi. Pengarahan merupakan proses implementasi program
agar dapat dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi serta proses
memotivasi agar semua pihak tersebut dapat menjalankan tanggungjawabnya dengan
penuh kesadaran dan produktifitas yang tinggi. Sedangkan pengawasan merupakan
proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah
direncanakan, diorganisasikan dan diimplementasikan dapat berjalan sesuai
dengan target yang diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam
lingkungan yang dihadapi.
Manager dapat diklasifikasikan menjadi beberapa
bagian, yang terdiri dari tingkatan paling atas hingga paling bawah,
yaitu Top Managers, Middle Managers, First Line Managers,
dan non Managerial Employees. Top Managers ialah orang yang
mengoordinasikan suatu organisasi secara keseluruhan seperti Rektor, Ayah,
Presiden, dll.,Middle Managers dan First Line Managers ialah
orang yang mengoordinasikan orang lain di bawahnya dalam bidang tertentu
misalnya Kepala Bagian atau Kepala Departemen, sedangkan non Managerial
Employees bertugas mengoordinasikan diri sendiri dan apa yang
dikerjakannya misalnya Karyawan. Setiap tingkatan memiliki
pendekatan skillsmasing-masing. Top Managers memiliki pendekatan
konsep berfikir, yang mengatur segala keputusan kebijakan. Middle
Managers dan First Line Managers memiliki pendekatan humanis
atau bekerja sama. Sedangkan terakhir, non Managerial Employeesmemiliki
pendekatan teknis.
No comments:
Post a Comment